SeKILAT Info XEONERS MALANG :

informasi hub. Leader Xeoners Malang Bro Gion (085755034062) pin 22F54B06

Kamis, 26 Mei 2011

Semakin Solid, Xeoners Indonesia Chapter Cikampek Resmi Dideklarasikan

Demi terus mempertahankan eksistensi dan soliditas, beberapa komunitas membuka chapter baru. Tujuannya jelas, selain memperlebar komunikasi antar daerah, jalinan silaturahmi semakin erat. Pun demikian dengan langkah yang diambil para penunggang Yamaha Xeon. Komunitas yang menamakan diri Xeoners Indonesia ini semakin berkembang dengan pembukaan cabang baru, Xeoners chapter Cikampek, Jawa Barat. Acara bersejarah itu dilaksanakan pada Minggu (22/05/11) kemarin. Deklarasi didukung penuh oleh dealer resmi Yamaha Bahana, Cikampek. Kota yang berbatasan dengan Karawang dan Purwakarta ini dipilih karena komunitasnya semakin besar dan solid.
Selain itu, Cikampek merupakan akses umum bagi pengendara yang pastinya sering dilalui saat turing maupun pulang kampung. Xeoners chapter Cikampek selaku tuan rumah mengambil tema unik, yakni Temu Pelanggan khusus Costumer Xeon 125 cc. Panitia menggelar beberapa kegitan penunjang sebelum komunitas ini resmi dideklarasikan. Susunan acara antara lain rolling thunder, acara musik, doorprize, makan siang bagi seluruh anggota dan undangan serta puncaknya adalah pengukuhan Xeoners Indonesia chapter Cikampek.  Sementara itu, branch manager Yamaha Bahana Cikampek, Asep Didu mendukung penuh acara deklarasi tersebut.
Menurut Asep, dideklarasikannya Xeoners Indonesia chapter Cikampek sangat bermanfaat bagi kedua belah pihak. Anggota komunitas bisa memperkenalkan dan mempromosikan motor matik terbaru Yamaha tersebut. Sehingga penjualan Yamaha Xeon 125 cc bisa terus meningkat, khusus untuk wilayah Cikampek. Awal mula sebelum dideklarasikan, Xeoners Indonesia chapter Cikampek sudah berdiri berkat jasa Heri Setiadi (Ekek) yang menjabat sebagai supervisor marketing dealer Yamaha Bahana Cikampek. Heri yang memiliki motor Yamaha Xeon dari tahun 2010 lalu terus mensosialisasikan komunitas dan kehandalan teknologi yang dibenamkan pada motor itu. Tidak itu saja, Heri juga terus memantau aktivitas dan selalu mencari informasi melalui Facebook dan Blogspot, seputar Xeoners Pusat.
 Akhirnya, kerja keras Heri direspon dan pada 5 Mei 2011 kemarin diadakan pertemuan dengan delapan anggota Xeoners dari Cikampek. Dari hasil pertemuan itu, dibentuk susunan kepengurusan yakni LC: Sani / Icank (X-300), Sekertaris: Heri Ekek (X-303), Bendahara: Gunawan / Awang (X-302), Tatib: Rhamdan (X301), Humas: Andri Driver (X-304), Penasehat: Asep Didu (X-305). Presiden Xeoners Indonesia bro Faisal beserta chapter Tangerang, Bekasi dan Cikarang mengukuhkan Xeoners Indonesia chapter Cikampek sebagai keluarga baru.  Cikampek sekarang telah resmi menjadi anggota baru serta chapter untuk transit bagi perjalanan menuju Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Xeoners Indonesia chapter Cikampek – Berdiri: 5 Mei 2011, Jumlah Anggota: 10 orang, Lokasi Kopdar: Dealer Yamaha Bahana Cikampek, Jln Jend. Sudirman No.10 Cikampek, Uang Kas:  5 ribu rupiah / Minggu.
Sumber :
1. Author: Ridho

Rabu, 25 Mei 2011

Aki Basah vs Kering, Mahal Dikit Tapi Awet

Pilih kering karena minim perawatan dan umur yang panjang

Seorang teman baru-baru ini kaget setelah menyadari umur aki kering yang ada di motornya bisa bertahan 3,5 tahun. Motor dipakai sejak Februari 2007, baru ngadat di akhir Oktober 2010. Selain selama ini bebas perawatan tentu saja umur aki yang sedemikian panjang sangat menguntungkan. Nah, bagaimana dengan mereka yang masih bertahan dan setia pakai aki basah?

Yuk, kita coba memperbandingkan keduanya dari berbagai hal. "Pastinya semua motor yang menggunakan aki basah bisa diganti pakai yang kering," kata Freddyanto Basuki, Manajer Promosi PT Kawasaki Motor Indonesia (KMI) yang lama menjabat sebagai manager service.

"Tapi, harus diperhatikan bahwa voltase dan ampere yang ada harus sama antara yang basah dan yang kering tadi. Pastinya aki kering nyaris tanpa perawatan," lanjut pria bertubuh kurus ini. Nah, itu baru sedikit petunjuk.

Saat ditanyakan ke produsen aki, pendapat yang dilontarkan, juga nyaris sama. "Memang syarat pergantian aki kering ke basah itu voltase dan amperenya harus sama," tambah Hendarto selaku
Marketing Manager PT Yuasa Battery Indonesia (YBI).

Tapi, menurut beliau sebenarnya jika pergantian itu menggunakan aki yang amperenya lebih besar, sekitar 1 ampere masih bisa digunakan dan aman. "Yang tidak direkomendasikan itu kalau aki penggantinya mempunyai ampere yang lebih kecil," tegas Hendarto lagi.

Masih menurut Hendarto, hal itu sangat mungkin terjadi karena terkadang aki kering yang ada di pasaran tidak mempunyai spesifikasi sama persis dengan aki basah yang menjadi bawaan standar motor. Sehingga toleransi perbedaan sampai 1 ampere masih bisa dilakukan.

Oh ya, ada satu hal lagi yang perlu diperhatikan jika ingin mengganti jenis aki tadi. Perhatikan ukuran bodi aki supaya pas dudukannya. Dengan begitu tidak perlu pusing mengatur penempatannya.

Spek aki harus sama jika ingin ganti basah ke kering
Balik lagi ke masalah umur baterai, masih menurut Hendarto umur aki kering sebenarnya juga bisa panjang. "Tapi ada syaratnya, harus dirawat dengan benar tegasnya.

Lalainya dalam perawatan inilah yang sering membuat umur aki menjadi pendek. "Jika dirawat
dengan baik, aki basah itu umurnya bisa mencapai 2 tahun kok," beber pria yang berkantor di Jl. MH Thamrin, Tangerang ini
Harus rajin cek air aki jika masih pakai yang basah
Masalah perawatan memang bisa dikatakan salah satu kelemahan aki basah. Ketinggian air harus selalu dipantau. Jangan Nurfilpernah membiarkan air berada di bawah garis low atau batas bawah air. "Sebab sekali saja lalai, umur aki sudah bisa berkurang," wanti Hendarto lagi.

Perawatan lain yang harus dilakukan adalah memperhatikan kebersihan kutup positif dan negatif aki. Apabila dibiarkan kotor dan terjadi penumpukan semacam kerak di kedua bagian itu, juga akan memperlemah kemampuannya.

Tentu kedua hal yang sedikit merepotkan tadi tidak dialami oleh mereka yang menggunakan aki kering. Kembali terlihat kalau aki MF, nama lain aki kering ini memiliki keunggulan.

Sekarang bagaimana dengan harga? Fakta di lapangan memang membuktikan bahwa aki kering harganya lebih mahal dibandingkan yang basah. "Itu wajar karena teknologi dan material yang diterapkan di aki MF lebih tinggi sehingga butuh biaya yang lebih besar pula," beber Hendarto panjang lebar.

Sebagai perbandingkan Yuasa YT5 harganya sekitar Rp 109 ribu, tipe aki basah. Sedangkan YTZ5-S yang aki kering harganya sekitar Rp 150 ribu. Ada perbedaan harga sekitar 50%. Tentu bukan semata selisih harga yang terlalu jauh. Melihat sekian banyak keunggulan wajar jika lebih mahal dikit! 

Sumber :
1. Penulis : Nurfil | Teks Editor : Nurfil | Foto : Yudi


Senin, 23 Mei 2011

Kamis, 19 Mei 2011

Belt CVT Asli VS Aftermarket, Serupa Belum Tentu Sama!

Panjang belt bisa dihitung dari jumlah mata gigi

Serupa belum tentu sama alias bukan piston dibelah dua. Seperti V-belt CVT yang banyak dijajakan di pasaran. Tipe sabuk memang untuk motor yang sobat pakai, tapi belum tentu pas.

 “Ada perbedaan proses produksi antara belt untuk aftermarket dan OEM. Selisih 0,0 sekian mm meski untuk skubek yang dimaksudnya, tapi belum tentu cocok. Selisih 0,5 mm pengaruh pada kerja CVT,” pasti Nardi Reylnald Khoe, Power Transmission Belt Division Manager PT Bando Indonesia, produsen sabuk  Bando, Jakarta.

Artinya, sabuk CVT aftermarket yang jelas di kemasannya tercantum, misalnya untuk BeAT atau Vario, belum tentu pas. Bisa jadi kepanjangan atau lebih pendek 0,5 mm dari kebutuhan sabuk yang pas untuk BeAT atau Vario sobat.

“OEM dirancang dengan ukuran khusus, panjang dan lebarnya. Kalau sabuk aftermarket, diproduksi dengan mengambil ukuran rata-rata aja,” tegas Nardi yang berkantor di bilangan Jl. Hayam Wuruk, Jakarta Pusat.

Komponen lain bisa kena dampak

Ambil contoh problem yang dialami salah satu awak redaksi MOTOR Plus. Tiga kali servis CVT karena ada problem yang dianggap janggal. Berisik dan tenaga seperti ditahan. Enggak tahunya pilihan sabuk yang dianggap jadi masalah. Padahal, awal penggantian dipilih yang memang untuk skubek yang dipakai.

“Meski kependekan atau kepanjangan 0,5 mm pasti ada dampaknya. Paling riskan kalau kependekan,” kata Endro Sutarno dari Technical Service Training PT Astra Honda Motor (AHM), Jakarta Utara.
Selisih 0,5 mm lebih panjang atau lebih pendek untuk skubek sama

Endro ngasih saran saat membeli belt sebaiknya diukur dulu panjang dan lebar belt asli bawaan motor. Seandainya dapat belt yang lebih pendek, ada beberapa komponen yang dipastikan akan bisa atau cepat aus, atau kemungkin rusak.

"Belt yang sedikit lebih pendek paling terasa waktu putaran gas awal. Motor sudah dibuka, tapi tenaga seperti ada yang nahan,” ucap Endro yang markasnya di PT Astra Honda Training Center (AHTC), Sunter, Jakarta Utara.

Kalau putaran mesin tertahan, ada komponen yang sebenarnya bergerak bebas waktu gas dibuka tapi malah gak bekerja semestinya. Salah satunya bearing puli belakang yang berhubungan langsung dengan girboks. “Dibiarkan lama, bearing bisa rusak. Karena putarannya enggak mulus akibat belt yang kelewat pendek,” wanti Endro lagi.

Agak sedikit rada mending sabuk CVT yang ditebus sedikit molor karena efeknya hanya selip. Ciri utamanya, pas dipasang dan gas dibuka, sedikit ada gejala belt paling atas bergerak naik turun. Gerakannya seperti mau menampar cover CVT.

Sumber :
1. Penulis : Niko | Teks Editor : Nurfil | Foto : Adib


Sabtu, 14 Mei 2011

Waspada, Cakram Model Gelombang Hanya Untuk Rem Sesaat!


Model cakram yang area kontaknya seperti gelombang atau ombak enggak bisa sembarangan pakai. Terutama, pengguna kuda besi yang doyan ngebut. Desain cakram yang pinggir luarnya seperti gelombang hanya untuk satu tujuan.

“Mengeremnya enggak bisa terlalu lama. Hanya dipakai untuk mengerem sesaat dan langsung nikung,” kata Nobuhiro Fujita, Technical Adviser PT Yutaka Manufacturing Indonesia (YMI).

Seandainya dipakai untuk braking lama risikonya panas yang dihasilkan akan berpengaruh pada permukaan cakram. Karena bergelombang ada bagian yang tidak kena jepit. Dampaknya, penyebaran panas jadi tidak merata. Bisa bikin piringan enggak normal alias sudah tidak rata lagi.

“Berbeda kalau dibawa keliling rumah aja. Kecepatan rendah. Efeknya lama dibanding kalau mengerem jauh setelah kecepatan tinggi,” urai Fujita.

Berbeda dengan cakram yang rata membulat. Kata Fujita dipakai dengan segala jenis kemampuan braking, juga tidak ada masalah. Itu karena area kontak dengan kampas rem dan pelepasan panasnya merata.

Sumber :
1. Penulis : Niko | Teks Editor : Nurfil | Fotografer : Niko

Rabu, 11 Mei 2011

Skutik Pakai Lingkar Roda 17 inci, Apa Konsekuensinya?

Banyak scooteriz yang meng ubah ukuran peleknya dari 14 inci jadi 17 inci, atau biasa disebut Thai-Look. Alasannya bikin lebih ringan dan tampil lebih modis. Nah setelah ikut mengaplikasi, apa sih efek atau konsekuensi yang terjadi dan harus diterima, baik itu terhadap performa maupun handling? 

“Efek paling terasa tarikan di putaran bawah pasti lebih berat,” tegas Anggi, mekanik spesialis skutik dari bengkel R59 di kawasan Ciputat, Tangerang, Banten. 

Sedang pada putaran atas nafasnya malah jadi jauh lebih panjang. Karena dengan diameter roda lebih besar, pada putaran mesin yang sama, jangkauan roda saat berputar jadi lebih jauh. 
Nah untuk mesin yang sudah dioprek, naikin kompresi dan atur ulang berat roller (kiri). Untuk mesin standar, jika tetap ingin gesit bisa diatasi dengan mengganti per CVT yang lebih keras (kanan)

Kalau ingin tarikan bawah tetap ngacir, mekanik yang menyabet gelar the best mekanik matik di ajang OMR Honda itu punya tipsnya. Khusus skutik dengan mesin standar, “Paling gampang ganti per CVT pakai yang sedikit lebih keras.” Efeknya tekanan puli sekunder ke V-belt jadi lebih kuat, gejala selip bisa diminimalkan, makanya tetap gesit.

Beda cara jika mesin memang sudah dioprek, terutama yang bore-up ringan. “Naikin saja rasio kompresinya,” papar mekanik yang tinggal di kawasan Pasar Ciputat itu.

Dengan kompresi lebih besar, ledakan di putaran bawah maka lebih kuat. Skutik kesayangan pun makin ngacir. Nah kalau mau lebih sempurna sekalian mainkan roller, Anggi memberi saran agar bobotnya diperingan, tapi cukup 1-2 gram.

Performa kelar, gimana dengan handling? Nah ini yang mesti diperhatikan. Butuh adaptasi ulang, karena handling jadi sangat berbeda. Motor jadi sedikit kurang lincah, di tambah jangan sembarangan rebah di tikungan.

Kenapa? Karena paling besar ban yang bisa masuk hanya ukuran 80/80-17. Itu pun khusus skutik Honda dan Suzuki. Kalau Yamaha mentok 70/90-17.

Efeknya jelas tapak ban sangat sempit, kalau rebah minim grip, jadi mesti lebih pelan di tikungan. Apalagi jika ditambah aspal basah atau berpasir.
Jangan tertipu dengan jarum spidometer, karena jadi sedikit lebih ‘malas’

Efek lain setelah ganti ukuran pelek adalah ngaco-nya spidometer. Ngaco bukan dalam artian jarum jadi naik-turun. Namun pembacaan jadi lebih pelan. Kalau masih pakai pelek 14 inci tertera 60 km/jam, kalau sudah ganti 17 inci bisa hanya sekitar 40 km/jam.

Kenapa begitu? Dikarena kan untuk menempuh jarak yang sama, dengan diameter lebih besar butuh putaran roda lebih sedikit. Makanya spido jadi lebih pelan. So hati-hati ya, jangan tertipu.

Oh ya, satu lagi efek yang jangan dilupakan adalah konsumsi bahan bakar. Dijamin motor lebih rakus minum bensin, karena beban mesin memutar roda lebih berat. “Lebih boros sekitar 30% dibanding saat ukuran pelek masih standar,” tutup Anggi

Sumber :
1. Penulis : Aant | Teks Editor : AZ | Fotografer : Aant

Senin, 09 Mei 2011

Silaturahim XEONERS JATIM, Selorejo - Ngantang - Malang 08 Mei 2011

Silaturahim XEONERS JATIM, Selorejo - Ngantang - Malang 08 Mei 2011

Untuk mempererat rasa persaudaraan dan keakraban dengan chapter lain di jawa timur, XEONERS MALANG mengadakan touring silaturahmi ke Bendungan Selorejo Ngantang Malang. Dalam acara ini Xeoners Malang mengundang seluruh anggota Xeoners yang ada di Jawa Timur, dari kota yang sudah ada chapternya maupun yang belum ada chapternya. Alhasil acara ini diikuti oleh Chapter Sidoarjo dan Chapter Surabaya serta turut bergabung juga perwakilan dari Kubis (Komunitas Bikers Sidoarjo). 
Acara ini dilaksanakan pada tanggal 8 Mei 2011. Sebagai tuan rumah, Xeoners Malang mulai jam 09:00 telah standby untuk menjemput rekan-rekan dari chapter Sidoarjo dan Chapter Surabaya di daerah Karanglo Malang. Jam 09:30 akhirnya rombongan yang ditunggu telah datang. Setelah istirahat sejenak perjalanan dilanjutkan ke Selorejo Ngantang melewati jalur Karanglo, Kota Batu, Pujon, Ngantang. Sesampainya di Selorejo, acara diisi dengan gathering bersama, makan bersama dan tidak lupa adalah sesi foto-foto. Dalam acara ini juga dibahas rencana agenda bersama kopdar gabungan dan touring bersama xeoners se-Jawa Timur.
Setelah acara makan siang, dilanjutkan dengan naik perahu dayung keliling bendungan menikmati panorama Selorejo. Setelah jam 3 sore, acara ditutup dan dilanjutkan dengan perjalanan pulang. Meski cuaca hujan deras, perjalanan terus dilanjutkan dengan sangat hati-hati.
Xeoners Malang adalah club pengguna motor xeon yang ada di Kota Malang yang didirikan pada 09 November 2010. Xeoners Malang merupakan bagian dari Xeoners Indonesia yang berpusat di Jakarta. Xeoners Malang mempunyai sekretariat di F Shop jalan Danau Toba E5 – 14 Sawojajar Malang. Kopdar Xeoners Malang dilakukan setiap hari Jumat jam 8 malam di depan Stasiun Kota Baru Malang. Informasi mengenai Xeoners Malang dapat dilihat di blog: http://xeonersmalang.blogspot.com

Jumat, 06 Mei 2011

Pelek Jari-Jari Di Lakban, Biar Lebih Rapat

Ditekan biar lubang pori-pori rapat
Pelek jari-jari rawan karat. Itu karena air kotor dari luar gampang masuk lewat pori-pori lubang nipel. Makanya biar nggak tumbuh korosi, oleh tukang setel pelek dilapis karet ban dalam potongan yang dipasang melingkar.

Selain meredam air, potongan karet ban juga menahan melindungi ban dalam dari batang ujung jari-jari. Apalagi kalau batang jari-jari terlalu panjang dan nongol. Ban dalam rawan bocor akibat tertusuk.

Masalahnya, kadang karet ban dalam potongan enggak menutup rapat. Masih ada celah, memudahkan air nyusup. “Biar lebih terlindungi, pakai lakban atau isolasi bahan plastik tebal berwarna hitam. Selain merekat kuat, lebih rapat juga tidak gampang bergeser kalau ban gembos. Dijamin air nggak masuk,” garansi Marwan, tukang setel pelek Anugrah di Jl. Kafi II, Ciganjur, Jakarta Selatan.

Lanjut Marwan, lembaran perekat seharga sekitar Rp 20 ribuan ini juga mudah didapat. Nah, kalau memang sudah tersedia, tinggal dipraktikkan. “Tapi jangan lupa juga menyiapkan cutter untuk memotong lebar juga panjang lakban sesuai kebutuhan,” imbuhnya.

Tinggal lilitkan lakban di lingkar, di mana nipel dan ujung batang jari-jari dipasang. Dan biar enggak repot waktu ban dalam dan luar dipasang, proses liilitan dimulai dari lubang pentil. Dari lubang pentil awal, lakban terus dililitkan hingga ketemu lubang pentil di ujung berikutnya.

Biar daya rekatannya lebih rapi dan tidak bocor, bekas lilitan ada baiknya dibikin merata dengan cara ditekan. Baru kemudian ujung lakban dipotong pisau.



Sumber :
1. Penulis : KR15 | Teks Editor : Nurfil | Foto : Yudi
2. http://motorplus.otomotifnet.com/read/2011/04/23/318400/226/27/Pelek-Jari-Jari-Di-Lakban-Biar-Lebih-Rapat

Rabu, 04 Mei 2011

XEONERS INDONESIA Chapter Tangerang Turing Perdana, Sambangi Cinangka-Banten

Demi terus menjalin rasa persaudaraan antar anggota dan komunitas lain, beberapa klub kerap menggelar berbagai macam kegiatan dengan caranya masing-masing. Pun demikian dengan yang dilakukan oleh Xeoners Indonesia Chapter Tangerang yang lahir pada tanggal 14 Nopember 2010 yaitu tiga setengah bulan sejak lahirnya Xeoners Indonesia pada 1 Agustus 2011. Untuk memperkenalkan diri pada dunia luar, Xeoner Indonesia Chapter Tangerang (XICT) menggelar turing edisi perdana. Lokasi turing memang masih berdekatan, karena itu komunitas ini menjatuhkan pilihan menyambangi Cinangka, Banten. Acaranya sendiri berlangsung pada 22-24 April 2011 kemarin. Tujuan diadakannya acara ini yaitu untuk menjalin silaturahmi antar anggota dan juga pengangkatan anggota angkatan pertama XICT serta pelebaran sayap Xeoners Indonesia ke wilayah Banten.
Untuk menjalin kebersamaan serta kekompakan saat turing, panitia menyatukan anggota dari Chapter Tangerang, Depok, dan Jakarta dalam satu kloter dengan titik kumpul akhir di Citra Raya, Tangerang.  Pada pukul 14.45 seluruh peserta telah sampai di titik kumpul akhir kemudian dilanjutkan dengan pengecekan kendaraan dan memastikan semua peserta dalam keadaan safety riding. Setelah semua prosedur sebelum perjalanan dilakukan, rombongan kemudian memulai perjalanan dengan rute Citra Raya – Balaraja - Kragilan – Serang - Cilegon kemudian berhenti di depan PELINDO II pukul 17.15 WIB untuk menunggu bro Kemal. Pukul 18.00 WIB rombongan langsung menuju Ciwandan menuju rumah bro Kemal dan bro Ruli untuk Istirahat,  kemudian rombongan melanjutkan perjalanan menuju lokasi pukul 22.00 WIB dan sampai di tujuan pukul 22.30 WIB.
Keesokan harinya peserta menuju pantai Lippo, dikawasan Labuan, Banten. Saat perjalanan pulang dari pantai Lippo menuju vila rombongan harus menahan kecepatan karena jalan yang rusak dan disertai hujan yang cukup deras. Setelah tiba di vila, hujan berhenti peserta langsung istirahat. Malam harinya peserta berkumpul di vila untuk ramah-tamah dan mengikuti games. Memasuki hari terakhir, peserta langsung berkemas untuk bersiap kembali kerumahnya masing-masing. Sebelum perjalanan pulang, panitia melakukan pengecekan kendaraan akhir sesuai prosedur sebelum perjalanan. Pada pukul 10.00 WIB seluruh peserta langsung berangkat melakukan perjalanan pulang dengan rute Alternatif melalui Polda Banten – Serang – Balaraja - Tangerang. Saat perjalanan pulang peserta sering berhenti untuk mengisi bensin ataupun memakai jas hujan saat dalam perjalanan pulang.

Sumber :
1. News, Biker Community | Author: Ridho / XICT

Selasa, 03 Mei 2011

Pilih Pelek Palang atau Jari-Jari? Jangan Mudah Tersipu Palang!

pemilik motor usia pakai di atas tiga tahunan kerap mengeluh. Laher roda di teromol pelek jari-jari cepat sekali oblak. Padahal kondisi bearing roda masih dalam kondisi baru.

Dari hasil analisis yang dilakukan mekanik, terdeteski kalau lubang dudukan laher di tengah teromol sudah mulai pada aus. Bahkan saking parahnya, pegangan jari-jari dan pelek itu juga sudah minta segera diganti baru jika ingin kondisi kembali normal.

Gak heran keputusan yang diambil pemilik motor tipe bebek itu lebih memilih ganti pelek palang (racing) non OEM daripada harus pakai pelek jari-jari lagi.

Seperti diketahui, pelek palang non OEM yang kualitas nomor sekian masih sangat diragukan. Apalagi harga pelek itu dilego sekitar Rp 300 ribuan untuk satu set (depan-balakang).

Asumsi pemilik motor, mengganti pelek jari-jari dengan pelek palang non OEM katanya lebih murah, mudah dan proses pasangnya lebih cepat. Sebab komponen yang musti disiapkan hanya membeli pelek palang dan laher roda.

Alasannya sih masuk di akal dari segi ekonomis dan waktu. Kalau dihitung, memang jauh lebih murah dibanding ganti satu set pelek model jari-jari lagi. Karena untuk perbaikan satu roda aja, part yang musti disiapkan konsumen di antaranya teromol, 2 buah laher roda, jari-jari serta pelek besi jika kondisi sudah mulai berkarat

Maka dana yang mesti disiapkan untuk memperbaiki 1 roda, konsumen wajib megadakan uang kurang lebih Rp 250 ribuan. Total merupakan estimasi harga satu set pelek jari-jari belakang yang selisih harganya lebih mahal sedikit dari depan.

Namun begitu, Sugeng Riadi kepala mekanik resmi Suzuki Pondok Labu, mewanti
kalau harga satu pelek palang masih di bawah Rp 500 ribuan, disarankan memilih kembali pasang pelek jari-jari asli yang sudah teruji kualitasnya. Apalagi kalau konsumen ingin mengejar unsur safety.

“Bahkan kalau kondisi pelek besi masih bagus, konsumen tidak perlu lagi beli komponen ini. Sehingga dana yang masih bisa disimpan sekitar Rp 100 ribuan, untuk harga pelek OEM ukuran 1,60x17 inci buat bebek merek Suzuki di bengkel resmi,” imbuh mekanik yang praktik di Jl. RS Fatmawati, Jakarta Selatan.

Dengan kondisi begitu, part yang mesti disiapkan konsumen di antaranya teromol seharga Rp 120 ribuan untuk ban belakang, 2 buah laher @ Rp 25 ribuan dan jari-jari seharga Rp 19 ribuan. Banderol segitu merupakan HET atau Harga Eceran Tertinggi di pasaran dan belum termasuk ongkos pasang dan setel jari-jari di kisaran Rp 15 ribuan per pelek.

Tapi, kenapa ya Sugeng menyarankan konsumen lebih baik pakai pelek jari-jari asli, dibanding pelek palang non OEM yang harganya di bawah @ Rp 500 ribuan. Menurut mekanik ramah ini, pelek palang non OEM atau imitasi biasanya rawan patah kalau kena benturan keras.

Sedangkan pelek palang orisinal yang harganya di atas Rp 500 ribuan, kalau kena benturan keras biasanya cuma bengkok. Hal yang sama jika pelek model jari-jari asli kena benturan keras. Paling parah bengkok dan tidak pernah sampai patah berantakan.

“Keunggulan lain dari pelek palang asli, selain maksimal jika pasang ban tubeless. Kalau bengkoknya ringan masih bisa dipres untuk meratakan kembali permukaan bibir dudukan ban,” lanjut pria kelahiran Solo, Jawa Tengah ini.

Hanya saja, bicara soal keawetan laher roda, Sugeng memaparkan kalau umur pakainya sangat tergantung dari kondisi jalan dan tentunya juga cara pakai motor sehari-hari. Juga dianjurkan untuk pakai laher yang asli supaya tidak sering keluar-masuk bengkel lagi. Ingat, laher murah biasanya juga masa pakainya tidak lama.



Sumber :
1. Penulis : KR15 | Teks Editor : Nurfil | Foto : Yudi
2. http://motorplus.otomotifnet.com/read/2011/04/22/318450/226/27/Pilih-Pelek-Palang-atau-Jari-Jari-Jangan-Mudah-Tersipu-Palang

XEONERS MALANG